Sedulur Pasti Tak Asing Lagi Dengan Kuliner Tradisional Legendaris Ayam Ingkung kan?

Daerah | 07-Jul-2024 08:49 WIB | Dilihat : 352 Kali

Wartawan : Arifin
Editor : Arifin
Sedulur Pasti Tak Asing Lagi Dengan Kuliner Tradisional Legendaris Ayam Ingkung kan? (Foto;ilustrasi)
Yogyakarta||Bratapos.com - Dikutip dari buku ‘Atlas Walisongo’ karya Agus Sunyoto disebutkan bahwa Ayam Ingkung berasal dari ayam tu-kung. Ayam tu-kung adalah sesaji yang berakar dari agama kapitayan yang dahulunya berkembang jauh sebelum agama Islam masuk ke nusantara, yang mana kemudian berkembang menjadi Ayam Ingkung. Ayam tu-kung atau ingkung ini menjadi sesaji yang dipersembahkan dengan tumpeng.
Konon katanya, Ayam Ingkung memiliki arti mengayomi. Kata Ingkung ini diambil dari kata "jinakung" dalam bahasa Jawa kuno dan "manekung" yang berarti memanjatkan doa. Pemilihan ayam sebagai bahan pokok sajian khas Jawa ini juga bukan tanpa makna. Zaman dahulu, ayam dipilih sebagai salah satu sesaji sebagai simbol manusia. Posisi Ayam Ingkung yang disajikan dengan utuh dan terlihat sedang bersungkur menggambarkan apaila di hadapan pencipta-Nya, manusia harus menunduk atau merendah dan berdoa kepada-Nya.
Seiring perkembangan zaman, Ayam Ingkung tidak hanya dapat ditemui dalam upacara adat namun juga mulai dijual secara bebas di berbagai penjuru daerah. Di DIY, masakan bercitarasa gurih ini mudah ditemukan di daerah Bantul, salah satunya yaitu Ingkung Cancut Taliwondo Mbah Kentol milik Mbah H. Raden Dalijan atau kerap disapa Mbah Kentol. Lokasinya berada di daerah Kentolan Lor, Guwosari, Pajangan, Bantul.
Tim HumasJogja pun berkesempatan mengunjungi Ingkung Cancut Taliwondo Mbah Kentol pada Rabu (03/07). Mbah Dalijan menyebutkan, usaha kulinernya tersebut telah berdiri sejak tahun 2015. “Saya buka usaha Ayam Ingkung ini berangkat dari sejarah waktu perang. Ini menjadi perjuangan demi melestarikan seni dan budaya kita sebagai orang Jawa. Dulu satu ayam ingkung dinikmati 100 orang untuk kenduri, sesuwir-suwir. Nah sekarang satu ingkung bisa dinikmati 4 orang karena sudah merdeka,” ujar Mbah Dalijan.

Related Articles