Serap Aspirasi..!! Kopdar Bareng Aspotwil Kogabwilhan II dengan Keluarga Besar Rumah Kebangsaan Basecamp Karangrejo
Daerah | 26-Feb-2024 05:50 WIB | Dilihat : 24 Kali
BANYUWANGI || Bratapos.com – Rumah Kebangsaan Basecamp Karangrejo Banyuwangi, mendapat kunjungan tamu istimewa. Dia adalah Brigadir Jenderal TNI AD Muhammad Hasyim Lalhakim SE, M.M, M.Sc, yang menduduki posisi Asisten Potensi Wilayah (Aspotwil) Kogabwilhan II, pada Minggu (25/02/2024). Tampak jendral bintang satu asal Makasar tersebut tampil dengan biasa saja dan sederhana.
"Alhamdulillah saya datang di Banyuwangi ini dengan kondisi sehat mungkin berkat warga masyarakat yang ramah membuat hati ini jadi bahagia," ujar Brigjen TNI Muhammad Hasyim Lalhakim, saat menyapa puluhan pengurus dan anggota Rumah Kebangsaan Basecamp Karangrejo.
Brigjen Muh. Hasyim Lalhakim mengatakan, dirinya sangat senang bisa menyapa masyarakat Banyuwangi. Terlebih bisa mendengarkan curhatan-curhatan masyarakat di wilayah kerjanya, diantaranya meliputi Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi, Bali, NTB, NTT, Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur.
"Potensi Banyuwangi luar biasa, orangnya baik-baik juga," ungkapnya saat berdiskusi sembari ngopi santai di Rumah Kebangsaan Basecamp Karangrejo.
Dalam diskusi yang berlangsung kurang lebih 2 jam itu, terlihat sangat hidup dengan materi wawasan Kebangsaan tentang perkembangan dan kemajuan NKRI. Disini, pria kelahiran 3 Februari 1967 ini berpesan agar tetap melakukan komunikasi dengan semua lini.
"Komunikasi melalui diskusi seperti ini sangat penting untuk menjaga silaturahmi. Dan hari ini saya sangat bangga bisa berdiskusi tentang wawasan kebangsaan yang potensinya kearah pertahanan," jelasnya.
"Kebetulan Banyuwangi ini masuk wilayah kerja saya, harap jangan lagi bicara pangkat dan jabatan disini. Tingkat kita sama," imbuh jenderal yang dalam tupoksinya membawahi tiga matra TNI ini.
Brigjen TNI Muhammad Hasyim Lalhakim menegaskan, jika peran serta masyarakat merupakan hal yang sangat berarti bagi TNI.
Tampak dalam diskusi itu dihadiri oleh tokoh agama, tokoh masyarakat, advokat, praktisi dan penggiat di Banyuwangi seperti Halili Abdul Ghani, As'ad Mohammad Nagib, Andi Purnama, Fatah Yasin Noer, KH Ikhrom Hasan, H. Budi PR, Hakim Said selaku tuan rumah dan tokoh-tokoh pengaruh lainnya di Bumi Blambangan serta beberapa jurnalis, bahkan juga hadir perwakilan dari Bakesbangpol Banyuwangi.
"Kami mendapatkan banyak wawasan soal kebangsaan yang luar biasa. Terimakasih jenderal," tegas Hakim Said, selaku Ketua Rumah Kebangsaan Basecamp Karangrejo.
Sementara Halili Abdul Ghani menyatakan, bahwa bentuk kehadiran negara adalah untuk melindungi integritas dan keutuhan wilayah NKRI serta keselamatan segenap bangsa.
"Fungsi kebangsaan adalah mewujudkan bangsa yang kuat, rukun bersatu, berdaya saing tinggi, dan sejahtera," kata Halili Abdul Ghani.
Masukan lain juga disampaikan oleh penggiat gaek, As'ad Mohammad Nagib mengatakan, kehadiran negara ini harus ada peran faktor pendukung dari masyarakat. Menurutnya, masyarakat memiliki hak membela negara dengan mengembalikan rasa bangga memiliki negara dan mempunyai wawasan kebangsaan.
"Saran kami, mari kita pupuk mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perkuliahan untuk mewujudkan lagi rasa bangga dan memiliki bangsa Indonesia. Tugas paling berat ini adalah mengembalikan rasa memiliki dan rasa kebanggaan yang sudah hilang," tuturnya.
Tidak ketinggalan dan dengan penuh semangat, Cak Slamet dari LSM Format juga memberikan masukan kepada Brigjen TNI Hasyim, yakni untuk membangun sebuah pertahanan negara yang kuat dari ancaman disintegrasi bangsa atau ancaman lainnya di butuh lima cara.
Cara yang pertama adalah membangun dan meningkatkan angkatan bersenjata. Kedua, melatih TNI-Polri. Ketiga, membangun kerjasama dengan negara lainnya. Keempat, membangun dan menciptakan nasionalisme. Dan yang kelima, menjalin rasa kebangsaan nasional.
Khusus di era digitalisasi ini, informasi masuk dengan cepat dan perlu disaring. Hal ini memungkinkan agar informasi tersebut bisa menjadi baik dan benar.
"Rasa nasionalisme generasi muda diperlukan sistem pendidikan dan wawasan kebangsaan yang harus dilakukan sejak usia dini. Dengan mengembalikan pelajaran baik pendidikan moral pancasila dan yang lainnya," ujarnya.
Acara yang digelar dengan mengundang hadirkan tokoh lintas agama membuat pikiran sang Jenderal Bintang Satu itu terketuk, dan akan melakukan komunikasi serta koordinasi lebih lanjut dengan pimpinan di level atasnya.
Pewarta : Ruslan AG
Editor/Publisher : Shelor
Related Articles
TOPIK TERPOPULER
BERITA POPULER
