IJTI Tapalkuda Gelar Aksi Solidaritas, Kutuk Pembantaian Lima Jurnalis Palestina oleh Israel

Daerah | 11-Aug-2025 10:57 WIB | Dilihat : 86 Kali

Wartawan : Ruslan AG
Editor : Ruslan AG
IJTI Tapalkuda Gelar Aksi Solidaritas, Kutuk Pembantaian Lima Jurnalis Palestina oleh Israel IJTI Tapalkuda Gelar Aksi Solidaritas (foto: Dok.Istimewa/Giripos.com)

 

JEMBER || Giripos.com — Duka dunia jurnalisme kembali mengalir dari Gaza. Lima jurnalis Palestina yang bekerja untuk Al Jazeera—koresponden Anas Al-Sharif, Mohammed Qreiqeh, juru kamera Ibrahim Zaher, Moamen Aliwa, dan asisten juru kamera Mohammed Noufal—tewas dibantai tentara Israel. Mereka gugur di garis depan liputan, dibungkam oleh peluru dengan tuduhan yang disebut banyak pihak sebagai dalih murahan: keterlibatan militer.

Pembunuhan itu terjadi bersamaan dengan serangan udara yang menewaskan sedikitnya 52 warga Palestina pada Minggu (10/8/2025). Tragedi ini menambah panjang daftar korban serangan Israel terhadap pekerja media di wilayah konflik, yang oleh organisasi pers internasional dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap hukum humaniter.

Di tengah senyapnya sebagian dunia, suara lantang justru datang dari Jember. Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Koordinator Daerah Tapalkuda menggelar aksi solidaritas pada Senin (11/8/2025) malam.

Dari Kantor IJTI di Jalan Dewi Sartika, puluhan jurnalis televisi dan pegiat media melakukan longmarch menuju Alun-Alun Kota Jember. Sepanjang perjalanan, orasi bergantian menggema, mengecam kebiadaban Israel dan menuntut keadilan bagi para korban.

Di lokasi aksi, lilin dinyalakan, bunga ditabur di bawah foto kelima jurnalis yang gugur. Doa bersama dipanjatkan, diikuti mengheningkan cipta untuk mengenang mereka yang telah membayar harga tertinggi demi kebenaran.

Ketua IJTI Tapalkuda, Tomy Iskandar, menegaskan bahwa serangan terhadap jurnalis adalah serangan terhadap demokrasi, kemanusiaan, dan hak asasi manusia.

“Kebebasan pers adalah hak asasi yang harus dilindungi di seluruh dunia. Apa yang dilakukan Israel adalah tindakan biadab, di luar batas kemanusiaan, dan tidak sejalan dengan semangat demokrasi,” ujar Tomy.

IJTI Tapalkuda juga mendesak pemerintah Indonesia untuk mengambil sikap tegas di forum internasional, menekan Israel agar menghentikan kekerasan terhadap jurnalis dan warga sipil di Gaza.

Dalam pernyataannya, IJTI Tapalkuda menegaskan bahwa membunuh jurnalis sama artinya dengan membungkam kebenaran, dan tindakan itu tidak akan pernah dibiarkan tanpa perlawanan moral dari komunitas pers global.

Serangan ini menambah catatan kelam kemerdekaan pers di dunia. Menurut laporan Committee to Protect Journalists (CPJ), sejak awal konflik terakhir di Gaza, puluhan jurnalis telah tewas, menjadikan periode ini salah satu yang paling mematikan bagi pekerja media dalam sejarah modern.

Aksi di Jember ini menjadi pengingat bahwa di tengah kebisuan sebagian pihak, suara untuk membela kebenaran tetap bergema meski dari ribuan kilometer jauhnya. (rag/gp-jbr)

Related Articles